Minggu, 28 Agustus 2011

Taktik Kotor dengan Metode Pembodohan Logika

Untuk yg sdg belajar berdiskusi, boleh jadi pedoman, spy kita bisa berdiskusi dgn baik

****************************
Berdasarkan pengamatan dan pengalaman berdiskusi dengan berbagai macam,
maka
saya dapat mengetahui adanya taktik-taktik kotor dengan metode
pemutarbalikan logika yang sangat mendasar.

Sasaran mereka adalah jelas, yaitu orang-orang yang gullible ( mudah
dipengaruhi ).
Ciri khasnya adalah mempunyai daya kritis lemah dan mudah
ditakut-takuti.

Dirty Tactics in Discussion : Taktik Kotor dengan Metode Pembodohan
Logika :

1. Ad Hominem :
Menyerang orangnya bukan menjawab isinya.
Ketika seorang arguer tidak dapat mempertahankan posisinya dengan
evidence /
fakta / reason, maka mereka mulai mengkritik sisi kepribadian lawannya.

2. Appeal to Ignorance ( Argumentum ex silentio ) :
Menganggap suatu ketidaktahuan sebagai fakta atas sesuatu.
Misalnya : Kita tidak memiliki bukti bahwa tidak ada kecurangan, maka
berarti ada kecurangan.
Padahal, ketiada-tahuan akan sesuatu hal tidak menyatakan bahwa sesuatu
itu
ada ataupun tidak ada.

3. Appeal to Belief :
Bila anda tidak memiliki kepercayaan, maka anda tidak akan mengerti.
Bila seorang pendebat berdasarkan pada kepercayaan sebagai dasar dari
argumennya, maka tiada lagi yang dapat dibicarakan dalam diskusi.
Itu namanya bukan diskusi, tapi pemaksaan kepercayaan.

4. Argument from Authority ( Argumentum ad verecundiam ) :
Menggunakan kata-kata "para ahli" atau membawa-bawa otoritas sebagai
dasar
dari argumen instead of menggunakan logic dan fakta untuk men-support
argumen itu.
Misalnya : Profesor Anu mengatakan bahwa creation-science adalah betul.
Sesuatu tidak lantas menjadi benar hanya karena suatu otoritas
mengatakan
sesuatu hal.
Bila pendebat memberikan testimoni dari seorang ahli, lihat apakah
dilengkapi dengan alasan yang logis dan masuk akal, serta hati-hati
terhadap
keotentikan sumber dan evidence di belakangnya.

5. Argument from Adverse Consequences :
Hanya karena suatu peristiwa terjadi, tidak menyatakan sesuatu mengenai
eksitensi maupun non-eksistensi dari sesuatu.
Ataupun tidak menyatakan suatu keharusan untuk mempercayai sesuatu.

5. Menakut-nakuti ( Argumentum ad Baculum ) :
Argumen yang didasarkan pada tekanan atau rasa takut
Misalnya : Saya telah diberi kuasa oleh Negara, bila Anda tidak percaya
kepada saya, maka Anda akan masuk Daftar Orang Tercela.

6. Argumentum ad Ignorantiam :
Argumen yang mempelesetkan ketidaktahuan seseorang.
Misalnya : Pernyataan bahwa saya pasti betul karena tidak ada yang
pernah
membuktikan salah.

8. Argumentum ad populum :
Argumen yang digunakan untuk mendapatkan popularitas dengan menggunakan
issue-issue yang sentimental daripada menggunakan fakta atau alasan.

9. Bandwagon Fallacy :
Menyimpulkan suatu idea adalah benar hanya karena banyak orang
mempercayainya demikian.
Hanya karena sekian banyak orang mempercayai sesuatu tidaklah
membuktikan
atau menyatakan fakta mengenai sesuatu.

10. Begging the question :
Mengantisipasi jawaban.

11. Circular Reasoning
Makhluk Adi Kuasa ada karena Kitab Suci menyatakan demikian.
Kitab Suci diwahyukan oleh Tuhan.

12. Confusion of Correlation and Causation :
Misalnya : Anak yang menonton acara kekerasan di TV cenderung untuk
menjadi
ganas ketika ia dewasa.
Tetapi apakah program di TV itu menyebabkan kekerasan ataukah anak-anak
yang
berbakat ganas cenderung menonton acara kekerasan di TV ???

13. Half Truths :
Suatu pernyataan yang biasanya ditujukan untuk menipu seseorang dengan
menyembunyikan sebagian fakta / kebenaran.

14. Communal Reinforcement :
Suatu proses dimana suatu klaim menjadi suatu kepercayaan kuat melalui
suatu
pernyataan yang diulang-ulang oleh suatu anggota komunitas.
Proses ini independent terhadap kebenaran klaim tersebut dan tidak
didukung
oleh data empiris yang signifikan untuk menggaransi bahwa kepercayaan
itu
didukung oleh alasan yang reasonable.

15. Non-Sequitur :
Nggak nyambung.
Suatu kesimpulan yang diambil tidak didasarkan pada suatu premis
ataupun
evidence / fakta.

16. Post Hoc, Ergo Propter Hoc :
Itu terjadi sebelumnya, maka itu disebabkan olehnya.
Semacam non-sequitur, tetapi berdasarkan waktu.
Misalnya : Seseorang menjadi sakit setelah pergi ke Mall, maka Mall
adalah
sumber penyakit.
Padahal sakitnya tidak disebabkan oleh sesuatu yang ada hubungannya
dengan
kepergiannya ke Mall.

17. Red Herring :
Sering terjadi ... sang pendebat buru-buru mengalihkan perhatian /
subyek
pembicaraan.

18. Statistic of Small Number :
Satu kasus digunakan untuk menjudge keseluruhan.
Hanya karena suatu kejadian, tidak dapat mewakili kemungkinan
keseluruhannya.

18. Straw Man :
Manusia jerami
Membuat suatu skenario yang salah image yang menyesatkan, kemudian
menyerangnya.

20. Dua Salah Menjadi Benar
Misalnya : Siapakah kamu yang mengatakan saya demikian apabila kamu
juga
begitu.
Saya mencoba menjustify apa yang saya lakukan dengan melemparkan
kesalahan
yang sama pada Anda sebagai teman diskusi saya.

21 Observational Selection
Menggembar-gemborkan kejadian yang menguntungkan dan menutupi kejadian
yang
merugikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar